Friday, April 29, 2016

SELAMAT MALAM

Jakarta, Jumat 29 April 2016, jam di tangan menunjukan pukul 21.33.

Selamat malam,

Berselancar di dunia maya malam ini membawaku kembali ke lembaran blog SOKORIA. Ada kerinduan untuk kembali meninggalkan sesuatu di sini.

Ada rasa sepi yang menyeruak di tengah kesibukan rutinitas kerja sehari, juga ada rasa rindu akan ketenangan alam kampung Sokoria kala ditingkahi kicau aneka burung di pagi dan sore hari.

Saya rindu akan pemandangan unik dan natural. Para ibu dan gadis-gadis serta para bapak dan pemuda-pemuda juga anak-anak dengan bawaan mereka ketika pulang dari kebun atau sawah di sore hari.

Baiklah, saya akan kembali hadir dan lebih sering berkisah di lembaran blog ini pada hari-hari mendatang.

MALAM BAEK... Selamat tidur. Tuhan beserta kita selalu.



Friday, June 12, 2015

MENGENANG BPK. GURU STEFANUS LAGU


Keluarga besar ATA SOKORIA pasti berduka atas berpulangnya bpk. Guru Stefanus Lagu pada hari Kamis, 11 Juni 2015 di Nua Ria Sokoria. Semua yang pernah menjadi anak didiknya akan mengenangnya sesuai pengalamannya masing-masing dengan beliau.

Sehari-hari Ata Sokoria akrab menyapanya dengan panggilan Guru Fanus atau Guru Fanu, itu yang saya tahu sejak saya mulai mengenal beliau.

Dan ketika pertama kali mendapat berita via WA dari salah satu cucunya di Jakarta, Fransiska Wini, tentang kepergiannya, saya tertunduk dan berlinang air mata. Beliau adalah wali kelas saya sejak kelas II hingga kelas VI dan sekaligus salah satu teman seperjuangan bpk saya, alm. Bpk. Alfonsus Wiku di SDK Sokoria I. Saya mengenalnya cukup baik meskipun tidak lama dalam kebersamaan, yaitu hanya hingga saya lulus Sekolah Dasar di Sokoria.

Teringat sosoknya yang tegap tinggi, berkulit hitam manis dengan rambut hitam lurus tersisr rapih. Sepintas terlihat seperti orang dari negeri India. Gayanya khas di depan kelas, guru serba bisa, artinya bisa mengajar semua mata pelajaran. Ciri khas guru masa itu. Tegas, sederhana dan cukup sabar menghadapi anak didiknya yang kadang susah diatur, susah menerima pelajaran yang diberikannya.
Angkatan saya yang merupakan murid-muridnya adalah kumpulan anak lelaki (masa itu semua murid SDK Sokoria I laki-laki) yang rata-rata aktif. Sedikit saja ada waktu kosong di kelas tanpa guru pasti sudah ada kegaduhan kecil. Salah satu yang saya ingat adalah bernyanyi sambil menirukan gaya pemain band. Ini biasa dilakukan oleh teman-teman kelas dari Sokoria Nua Ria yang masa itu punya band kebanggaan pimpinan bpk guru Adam Gado. Bpk guru Stefanus Lagu pasti tersenyum jika mendengar cerita-cerita kenangan bersama anak didiknya.

Agustus dua tahun yang lalu saya bertemu dan sempat ngobrol berdua dengan beliau di "rate" tepat di depan Sao Ata Laki Sokoria Nua Ria. Sosoknya memang sudah terlihat rapuh, tidak gagah seperti dulu tetapi senyum dan sapanya tidak berubah. Ramah. Beliau senang ketika mendengar cerita saya tentang teman-teman seangkatan saya yang nota bene adalah mantan murid-muridnya, yang merantau bersama di Jakarta, juga yang sempat saya temui di Kupang dalam perjalanan Jakarta - Ende. Beliau tersenyum, mungkin mengenang kembali anak-anak didiknya yang imut-imut tetapi kadang membuatnya marah. Saat itu saya juga mengatakan kepada beliau bahwa masa paling indah adalah saat bersekolah di SD dan guru-guru yang paling dikenang adalah guru-guru SD. Mereka sungguh-sungguh pahlawan tanpa tanda jasa, mereka yang pertama kali membuat anak didiknya bisa menulis dan membaca. (Catatan, saat itu di Sokoria belum ada TK). Menyudahi obrolan, saya menyalami dan mencium tangannya serta mengucapkan banyak terimakasih atas bimbingannya selama di SD. Dan harapan beliau sederhana, semoga Sokoria selalu lebih maju dari waktu ke waktu karena sudah hampir semua anak Sokoria dewasa ini mengenyam pendidikan, tidak seperti masanya dahulu.

Bapak guru Fanus adalah salah satu di antara beberapa putra Sokoria yang merupakan angkatan awal, angkatan perintis sebagai Guru. Mohon maaf, kalau saya salah.

Ata Sokoria patut berbangga dan berterimakasih dengan keberadaan Bpk guru Fanus yang melewati masa hidupnya di kampung halaman sendiri. Tidak sekedar menjadi guru sekolah tetapi juga guru bagi masyarakat seluruhnya. Tentu banyak kenangan, banyak hal baik yang ditinggalkan beliau untuk kita ATA SOKORIA.

Kini usai sudah pengabdiannya bagi keluarga dan bagi kampung halaman tercinta Sokoria. Terbaring tenang dalam kedamaian abadi. Tidak lagi berbicara dengan kata-kata, tidak lagi memberi contoh dengan perilakunya. Kitalah, murid-muridnya, anak didiknya yang harus berbicara untuknya, meneruskan kebaikan, kesederhanaannya dan semangatnya untuk berjuang tiada henti menuju Sokoria yang lebih baik dari waktu ke waktu.

Terimakasih dan selamat jalan Bpk Guru. Tuhan bersamamu. RIP.

Jakarta, 12 juni 2015

Tuesday, February 24, 2015

KEMBALI

Sengaja saya memberi judul tulisan ini "KEMBALI" karena cukup panjang rentang waktu saya tidak mengisi Blog kita tercinta ini.

SEMANGAT!!! Selamat bertemu kembali saudari dan saudaraku tercinta ATA SOKORIA yang ada di kampung halaman Sokoria maupun di rantauan atau di mana saja kalian berada. Semoga menemui kalian dalam keadaan sehat, sejahtera dan baik adanya. Semoga kita semua selalu dalam berkat Tuhan.

Rentang waktu yang panjang telah kita lalui, banyak hal yang kita alami, menyenangkan dan mungkin melelahkan. Sekali lagi saya berharap kita semua tetap SEMANGAT. Bukankah ATA SOKORIA identik dengan pribadi-pribadi yang tannguh? Pejalan kaki yang kuat? Pekerja yang ulet? Sejarah telah diukir dan banyak cerita telah dikisahkan tentang siapa kita ATA SOKORIA. Kita tentu berbangga dan harus selalu bersyukur tentang siapa kita, tentang ke'khas'an dan keunikan kita ATA SOKORIA. Untuk itu semua tetaplah berendah hati, suadari dan saudaraku. Berikut "bhea" atau syair heroik yang selalu diucapkan pada setiap pesta adat kita, sekedar menggugah kembali ingatan kita akan tanah tumpah darah kita, Sokoria.

Berharap kita semua ingat 'BHEA' kita Ana Mamo Sekolengo.

"DA GHA ANA  MAMO SEKOLENGO
ULU BEU EKO BEWA
ULU GHALE MAU' BAJO BIMA
EKO MENA MAU' ALU WAJU WEGHO

IWA BESU IWA BHANDA
BHANDA MENGA WATU NOO TANA
LITI NOO LATA"

Kita semua ATA SOKORIA tentu tahu apa artinya. "Bhea" atau syair heroik di atas sepintas menggambarkan betapa gagah, perkasa dan tangguh mamo kita Sekolengo, ULU BEU EKO BEWA", tetapi beliau sangat rendah hati, "IWA BESU IWA BHANDA". Artinya menyadari tidak memiliki harta apa pun karena sesungguhnya yang kaya dan punya harta adalah "WATU NOO TANA" yaitu alam semesta atau TUHAN dalam bahasa kita manusia modern. 

"Mae kelo", jangan lupa, itu jati diri kita ATA SOKORIA yang sesungguhnya. Tangguh tetapi tetap rendah hati.

Selamat menapaki tahun 2015. Suka dan duka akan selalu ada tetapi tetaplah SEMANGAT, saudari dan saudaraku tercinta.
     
KEMBALI mengisi Blog tercinta ini adalah salah satu niat saya di tahun ini dan tahun-tahun mendatang.

Terimakasih telah mengunjungi dan membaca jejak coretan saya di blog ini.

God Bless You.

  

Wednesday, February 12, 2014

PENGURUS IKATAN KELUARGA BESAR SOKORIA - JAKARTA PERIODE 2014 -2017

Bertempat di rumah keluarga Bpk. Vincensius Seti Leta, pada hari Minggu, 9 Februari 2014, dalam acara pertemuan rutin bulanan Ikatan Keluarga Sokoria, Jakarta  (IKS Jakarta) dan melalui musyawarah anggota, telah terbentuk Pengurus IKS Jakarta Periode 2014 - 2017 dengan susunan Pengurus Inti sebagai berikut:

Pendiri : Drs. Kornelis Gado Leta, Bpk. Gabriel Ghawa Raja, SH, Bpk. Dominikus Dosa Dala

Penasehat : Bpk. Lorensius Ola Poa, Bpk. Levi Simon, Bpk. Drs. Agustinus Tungga Gempa

Ketua : Stefanus Willy Redo
Wakil Ketua : Yohanes Setu Mite
Sekretaris : Paul Wake
Bendahara : Sebastianus Duna
Ketua-Ketua Bidang.