Friday, December 21, 2007

SELAMAT NATAL 2007 & TAHUN BARU 2008

Natal telah tiba
apa yang telah kita lakukan?
Setahun akan berlalu
dan tahun yang baru akan segera tiba

Natal telah tiba
Ku berharap kalian semua berbahagia
kalian semua yang tercinta
yang ada bersamaku maupun yang jauh di sana
yang tua maupun yang muda

SELAMAT HARI NATAL & TAHUN BARU
kita semua berdoa dan berharap
agar semuanya baik-baik adanya

BAHAGIA HARI NATAL & TAHUN BARU
untukmu yang lemah maupun yang kuat
yang kaya maupun yang miskin
yang hitam maupun yang putih
yang kuning maupun yang merah
hari-hari mendatang terbentang di hadapan kita
mari kita lalui dengan kasih dan kedamaian
tanpa kekerasan dan air mata.

Natal telah tiba...
apa yang telah kau lakukan?


Jakarta, 21 Desember 2007

with love

Thursday, September 20, 2007

JADI PETANI, KENAPA TIDAK?

PT. EAST WEST SEED INDONESIA GELAR TEKNOLOGI PERTANIAN Selasa, 18 September 2007 20:28:18 Dalam jaringan kemitraan dengan petani dan pengguna jasa pertanian, PT. East West Seed Indonesia bekerja sama dengan Toko Sahabat Tani Ende mengadakan “Gelar Teknologi Pertanian “ di kebun Misi SVD Ende di Bhoanawa Kelurahan Tetandara Kecamatan Ende Selatan. Marketing dan Representer PT. East West Seed Indonesia wilayah NTT Widodo dalam pemaparannya mengatakan dengan pelatihan ini kita harapkan wawasan petani dan semua pihak yang berhubungan langsung dengan pertanian bisa ditambah, hingga akhirnya kita bisa menikmati hasil-hasil pertanian.

Pelatihan ini harus mulai dari dasar karena banyak petani belum cukup mahir dalam berbagai teknologi dan cara-cara praktis pertanian yang terbaru dan juga paling efektif, “kata Widodo.

Widodo menyayangkan bahwa tanah wilayah Kabupaten Ende dan Flores pada umumnya tergolong subur, tidak diolah dengan sempurna. Sebenarnya dengan keadaan rill seperti ini masyarakat Ende bisa kaya-kaya semuanya, hanya kita kurang menggunakan sarana dan teknologi yang ada dengan baik. Kita perlu merubah pola pikir, sesudahnya mulai dengan penerapan pertanian yang tepat guna.

Pengelola Toko Sahabat Tani Herbertus Joseph Nono mengatakan kegiatan ini bertujuan untuk memberikan input dan juga rangsangan kepada petani tentang bagaimana mengolah serentak mengelola sebuah pertanian dan lahannya dengan berhasil. Selain itu kegiatan ini juga bertujuan mengadakan konsultasi pertanian dengan distributor produk-produk “ Cap Panah Merah “ yang selama ini dihasilkan PT. East West Seed Indonesia.

Pastor Alo Wuring, SVD selaku tuan rumah penyelenggara mengharapkan agar teknologi yang diperkenalkan ini, petani bisa membangun diri dan keterpurukan serentak memperoleh hasil pertanian yang baik dan mensejahterakan.

Selain gelar teknologi, penyelenggara juga memfasilitasi berbagai pelatihan praktis soal pertanian di dataran rendah dan dataran tinggi, khususnya menyangkut pembibitan, persemaian, teknik pembuatan bedeng tanam dan juga perawatan serta pemeliharaan.

Peserta kegiatan berasal dari berbagai elemen masyarakat, antara lain kelompok tani yang berasal di Kabupaten Ende, Sikka, Ngada dan Lembata, Mahasiswa Fakultas Pertanian Universitas Flores, Dinas Pertanian, dan Penyuluh Pertanian Lapangan.(adm/pac)

Sumber : www.ende.go.id

Monday, July 9, 2007

RENOVASI GEREJA ST. MARIA FATIMA

Duduk bersimpuh di lantai ubin berdebu, khusuk mengikuti ibadah mingguan yang hampir selalu tanpa imam. Doa-doa dan nyanyian menyeruak dalam keheningan alam. Kian indah dan sadhu ketika burung-burungpun turut berkicau dan semilir angin gunung berhembus lembut. Tak terasa hari minggu demi hari minggu terlewati, bulan dan tahun-tahunpun berlalu. Gadis-gadis mungil yang biasanya bersimpuh di depan altar kini sudah duduk bersama dengan umat dewasa lainnya, telah menjadi gasis dewasa atau ibu rumah tangga, begitu juga dengan jagoan-jagoan kecil kini sudah jadi lelaki tangguh atau bapak bagi putera / puteri kecilnya. Rutinitas inipun terus berlanjut tanpa banyak perubahan meskipun Sokoria umunya telah sedikit berubah sesuai dengan perkembangan zaman.

Gereja St. Maria Fatima seorang Ibu yang merangkul, melindungi putera / puterinya dari terpaan angin, teriknya matahari dan dinginnya hawa pegunungan, juga kian tua dan rapuh. Tembok kasar yang tak pernah selesai dipoles sudah retak-retak dan rontok di sana sini. Bingkai-bingkai jendela yang tak pernah berkaca sudah rapuh dan remuk di beberapa tempat. Atap seng sudah karatan dimakan usia. Guncangan gempa tektonik 1991 juga ikut mempercepat proses tuanya.

Sudah saatnya umat Stasi Sokoria bergandengan tangan, bahu membahu membangunnya kembali menjadi tempat ibadah yang aman dan nyaman bagi umat. Dengan hati dan dengan cinta kita dukung segala macam upaya untuk memperbaikinya. Tuhan pasti memberi pertolongan dalam usaha ini bila kita melakukannya dengan niat yang tulus suci.

Mari kita bersama-sama berjuang.

"ORA ET LABORA"

Kepala Desa Sokoria Periode 2007-2012

Dari daratan Nusa Nipa, Flores tercinta, Kae' Adam Musi yang baik hati kembali memberikan informasi dari Sokoria mengenai pergantian Kepala Desa. Terima kasih banyak karena selama ini kae' selalu memberikan informasi2 penting kepada kami via SMS atau via email.


Puji Tuhan karena pemilihan KADES di Sokoria sudah terlaksana dengan baik. Aji/Ana/Kae/ Eja, saudara kita Arkadius Soba (bung AS) terpilih menjadi KADES Sokoria periode 2007 - 2012, menggantikan Bp. Matheus Dasi.


Selamat bertugas untuk Pak KADES yang baru dan terima kasih banyak untuk Bpk. Matheus Dasi yang telah berkarya selama tahun-tahun yang silam.


Seiring dengan perkembangan zaman, modernisasi, kemajuan teknologi & komunikasi yang tentu saja sangat berpengaruh terhadap perilaku masyarakat (pola berpikir dan kehiduban sosial ekonomi & budaya), tentu Sokoria juga menghadapi tantangan tersendiri; berat kalau dihadapi sendiri-sendiri, tetapi secara bersama antara pemerintah dan masyarakat pasti akan bisa terselesaiakan tahap demi tahap.

Untuk itu besar harapan agar seluruh masyarakat Sokoria, baik yang tinggal menetap di Sokoria maupun yang ada di perantauan untuk bahu membahu, bersatu padu, saling mendukung segala macam program atau kegiatan kemasyarakatan. Bukan sebatas wacana atau omong-omong saja, tetapi wujudkan dalam karya nyata. Galakan semangat persatuan dan persaudaraan, bukan sikut-sikutan atau mengkotak-kotakan satu dengan yang lain; kami dari KODEN, kamu dari KEWOLE, atau mereka dari Sokoria Nuaria; kami ata nua, miu ata guru/pegawai/ana sekolah. Buang jauh-jauh cara pandang seperti itu. Desa Sokoria pasti mengalami kemajuan jika kita semua bersatu padu dalam persaudaraan, satu semangat dalam membangun. Sokoria hanya bisa dibangun oleh orang Sokoria, bukan orang lain.
Harapan untuk KADES yang baru dan jajarannya, agar bisa membawa Sokoria ke arah yang lebih baik, menuntun masyarakat Sokoria (ana kalo noo faiwalu) dengan bijaksana, dalam semangat persatuan dan persaudaraan. Memimpin dengan hati nurani / cinta kasih, merangkul semua komponen masyarakat; mosalaki, kopokasa, dua ria one nua, anakalo faiwalu, para guru, pegawai, anak sekolah, pastor, pengurus gereja, dsb.
Semua harapan ini bisa terwujud jika kita bersatu dan mau bekerja keras.
Tuhan memberkati.

Friday, April 20, 2007

IKS Ruteng Manggarai

Dari dusun2 kecil di kaki Kelikiku, anak-anak Sokoria mengembara meraih rejeki untuk bekal kehiduban, menyebar ke beberapa kota di NTT maupun di luar propinsi ini. Sampai juga di kota kabupaten ujung barat Nusa Nipa, Pulau Flores. Di kota dingin Ruteng, Kabupaten Manggarai, tidak ketinggalan anak-anak Sokoria bergabung dalam komunitas Ikatan Keluarga Sokoria (IKS) Ruteng.
Berikut adalah sepintas berita tentang IKS Ruteng yang dikirim by email oleh Bpk. Adam Musi.
".... ya keadaan kami IKS di Manggarai sampai dengan saat ini adalah 18 KK. Kegiatan kami adalah Arisan dan Simpan Pinjam, modal kami hingga saat ini adalah sekitar 25 juta yang beredar, setiap anggota sudah boleh pinjam 1 s/d 1,5 jt. Simpanan Pokok 100 ribu dan simpanan Wajib 10.000 ribu keadaan anggota memang agak lamban berkembang karena banyak orang sokoria yang merantau ke Malaysia. kami juga merangkul semua orang Sokoria dan anak-anaknya yang menikah dengan pihak lain untuk bergabung; lumayan aktivitasnya."
Terima kasih kae' Adam. Ini berita bagus buat Sokoria perantau di tempat-tempat yang lain; bisa dijadikan bahan perbandingan. Bersama-sama membangun kehidupan perekonomian adalah hal yang baik.
Untuk diketahui, anggota IKS Manggarai rata2 adalah para pedagang dan pengusaha kecil.

Wednesday, April 18, 2007

FOTO2 UDARA (Sokoria dilihat dari Angkasa)

Sokoria Seluruhnya I (Leledala & Sebagian Nuaria tidak tertangkap kamera)
Sokoria Seluruhnya II (Leledala & Sebagian Nuaria tidak tertangkap kamera)

Gereja St. Maria Fatima, Komp. Sekolah, Detu Boti, Kopo One & Nua Muri

Gereja St. Maria Fatima, Komp. Sekolah & Detu Boti

Nua Noka

Wolo Lele & Kena Guka

Sokoria Nuaria (sebagian tdk ketangkap kamera)

Thursday, March 15, 2007

HARI MINGGU di Sokoria

Dentang lonceng dari menara Gereja St. Maria de Fatima menyeruak, membuka pagi yang sepi dingin di Sokoria, memanggil umatnya untuk bergegas datang bersimpuh sujud sejenak di Rumah Tuhan. Gaungnya terdengar hingga jauh ke seluruh perkampungan Sokoria, juga sampai ke perbukitan dan lembah di sekitarnya. Lonceng akan berdentang panjang dua kali dengan jarak waktu kurang lebih 30 menit. Dentangan ketiga pendek saja, tanda ibadah dimulai. Umat sudah mengerti aturan ini.

Tak lama berselang, tua & muda, besar & kecil, umat Tuhan berbondong-bondong mulai berdatangan. Dari atas bukit umat Leledala, Kenaguka & Wololele bergegas turun. Dari Sokoria Nuaria, umat cepat-cepat datang mengitari & menyeberangi Lowo Lande. Umat Nuanoka, Wolosambi, Nuamuri juga demikian. Tidak ketinggalan umat Kopoone & Detuboti yang dekat dengan Gereja. Hari minggu adalah hari Tuhan, hari istimewa. Semuanya harus ke Gereja. Kebiasaan yang boleh dibilang sudah menjadi bagian dari kehiduban masyarakat di sini sejak Misi Khatolik diperkenalkan.

Satu persatu umat memasuki Gereja, kecuali murid-murid SDK Sokoria 1 & SDK Sokoria 2. Mereka harus berbaris rapih dahulu di depan Gereja, kemudian sesaat sebelum ibadah dimulai, satu persatu mereka masuk dengan tertib dipandu salah seorang guru mereka. Anak-anak Sekolah Dasar mengambil tempat paling depan, di dekat altar. Anak-anak Tuhan yang manis.

Lonceng berdentang tiga kali, tanda ibadah minggu dimulai. Ibadah biasa tanpa imam/pastor berlangsung kurang lebih satu jam. Umat duduk bersimpuh saja di lantai ubin karena belum ada bangku-bangku atau tempat duduk.

Bertahun-tahun, sejak agama Khatolik masuk ke Sokoria hingga saat ini, Ibadah hari Minggu biasa hampir selalu tanpa Imam/Pastor. Ibadah cukup dipimpin oleh salah seorang Pro Diakon, seorang Guru Sekolah atau salah seorang Pengurus Stasi. Pada hari raya Natal atau Paskah baru ada Imam/Pastor yang berkunjung ke Stasi Sokoria. Umat Stasi Sokoria sudah sangat maklum dengan keadaan ini. Sudah terbiasa. Tetap menjalaninya dengan semangat dan penuh iman. “Dimana dua atau tiga orang berkumpul dalam NAMAKU, AKU ada di tengah-tengah mereka.” Keyakinan ini sudah lebih dari cukup. Janji Tuhan pasti ditepati. Dan satu hal yang sangat menghibur umat di sini adalah bahwa benih panggilan rohani tumbuh cukup subur di ladang Gereja St. Maria de Fatima. Beberapa putra Sokoria tertarik untuk belajar di Seminari, sekolah pendidikan calon imam. Dan saat ini Sokoria telah mempersembahkan 4 (empat) orang putra terbaiknya menjadi Imam Tuhan/Pastor. Berkat Tuhan sungguh nyata di sini. “Terima kasih Tuhan karena Engkau berkenan pada hamba-hambaMU yang hina dina ini”.
Seperti sang surya yang tak pernah lupa bersinar setiap hari dan tak pernah meminta apapun dari makhluk bumi ini, demikian juga kita hendaknya. Memberi tak perlu berharap kembali. Jika hingga saat ini Gereja tua kita tak punya seorang Imam yang tetap, sudahlah. Mungkin kita belum layak memperolehnya.

Hari minggu, hari yang dikuduskan Tuhan. Di Gereja tua, setialah kita untuk tetap bertemu dan berkumpul. Mengucap syukur dan berterima kasih. Tuhan sungguh mencintai kita, menjaga kita seperti biji mataNYA.

Usai ibadah minggu biasanya dilanjutkan dengan bermain sepak bola di lapangan depan gereja, atau bermain volley, atau duduk-duduk bercerita dengan saudara dan teman-teman. Hingga senja tiba dan Sokoria kembali terlelap dalam gelap, dalam kabut dingin, menanti esok tiba untuk kembali ke ladang dan sawah di lereng-lereng bukit dan lembah nan elok permai. Damai kampungku. Terberkatilah engkau.

Friday, February 23, 2007

LAGU-LAGU Masa PraPaskah

Sekedar mengingat kembali lagu-lagu Masa Puasa dalam Bahasa Lio, berikut adalah teks beberapa lagu dari Jala da gheta Surga :

LELE SAI MIU SERANI

Lele sai miu Serani, susa o Aku dau nesi
ngai dosa miu dingeni, wee tau miu bheni
Nara sai nebu ina, ngaji sai noo ada

Reff:
O Yesus mi, O Yesus mi
Kau nesi susa ria, puu dosa kami gha
Mae' uku kami

Mai ata tolo sai Aku, leka Getsemani maru
ngai puu' sala o miu, Ra Neku bere ina
Tau ate bea sai kau, ngaji sai noo ada

Reff....

Nuka da gheta Kalvari, wangga noo salib eo ndate
Ghai' lima mo pere talo, kau laka Aku saloo'
Tau ate bea sai kau, ngaji sai noo ada

Reff....

Ai leka Salib wee' mata, Ra Neku mbeja dau loka
ngai paku ria dau toka, Ghai' noo Lima Neku
Tau ate bea sai kau, ngaji sai noo ada

Reff....

AI KOLO BENU NEKA

Ai Kolo benu neka, ai Kolo benu ra
Kau Yesus Raja Surga, Kau Raja Dunia
Sai tege gulu karo leka Kolo Santo Kau
O Yesus dosa neku, tau susa Ate Kau

Kau Yesus sala iwa, Pilatus uku Kau
Kau sore kami mbeja, tau mega Ema Kau
Terima kasih Yesus, ngai ola kema Kau
Aku moo wua mesu noo' Kau, du limba wee'

Kau Ana Lembu Allah, Kau soi' kami na
Kau wiki dosa kami, Kau loka lewa Ra
O pati ngawu Surga, tau masa mae neku
O Yesus pati ampun, tau aku fonga ndu

Mudah-mudahan masih ingat lagu / notasinya. Selamat bernyanyi, selamat merenungkan arti Sengsara & Wafat Yesus Kristus.

Monday, February 19, 2007

MASA PRA PASKAH di Sokoria

Tak terasa hampir 2 (dua) bulan kita memasuki tahun 2007. Sebentar lagi Umat Khatolik seluruh dunia akan merayakan Paskah Kebangkitan Yesus yang diawali dengan Masa Pra Paskah /Masa Tobat / Masa Puasa selama kurang lebih 40 (empat puluh) hari. Lusa hari Rabu, 21 Februari 2007 adalah Hari Rabu Abu, hari dimulainya masa Pra Paskah, dimana setiap umat Khatolik menerima abu sebagai tanda tobat.

Ingat masa kecil dahulu ketika masih menetap di Sokoria. Masa Pra Paskah punya arti tersendiri. Suasananya lain daripada hari-hari biasa. Setiap hari Jumat sore ada Upacara Jalan Salib di Gereja. Biasanya dipimpin oleh salah seorang Bapak /Ibu Guru SDK Sokoria 1 / 2, atau SMP Sekolengo atau, salah seorang Pengurus Stasi. Teringat Bp Alfons Wiku, Bp Stefanus Lagu, Bp Leo Y Bea, Bp Pius Tara (alm.), Bp Nico Djoka, Bp Darius Riu, Bp. Malkus Dhapi, Rm. Marten G Kira & Rm Silvester Oba yang pada masa itu masih berprofesi guru awam, Bp Domi Weki (Stasi Pintu Surga / Detuboti), dll. Jalan Salib dalam Bahasa Lio yang sadhu & hikmat, diiringi Nyanyian Lio juga.

"Ine gudu lele seru ata naka Tuhan Yesus, teo gheta Golgota..." dst.

atau "Lele sai miu serani susah eo aku dau nesi, puu' sala miu di ngeni..."dst.

Upacara Liturgi Khatolik yang sudah menyatu dengan kehiduban sehari-hari orang Sokoria, menjadi tradisi turun temurun yang tidak terpisahkan dari budaya dan adat istiadat setempat. Masih bertahankah kebiasaan ini? Atau sudah terkikis oleh perjalanan waktu dan pengaruh modern yang masuk ke Sokoria?
Usai Jalan Salib adalah saat yang juga ditunggu oleh kami (saat itu) anak-anak SD untuk bermain sepak bola di lapangan rumput persis di depan Gereja St. Maria Fatima. "Jala Gheta vs Jala Lau" dengan jumlah tanpa batas. Yang tergabung dalam Group Jala Gheta adalah anak-anak Sokoria Nuaria, Leledala, Kenaguka dan Wololele; sedangkan Group Jala Lau adalah anak-anak Detuboti, Kopoone, Nuamuri, Wolosambi dan Nuanoka. Semua anak boleh turun main. Tanpa Wasit. Ramai sekali. Bermain tanpa batas waktu tertentu dan baru akan berakhir jika matahari sudah hampir menghilang di balik "Lae' Ghai'". Bermain penuh dengan canda, tawa serta sorak sorai. Tidak ada perkelahian, hanya ada ambisi untuk membuat goal sebanyak-banyaknya ke gawang lawan. Betul-betul kegembiraan spontan bocah-bocah kampung yang polos.

Lain lagi suasana di rumah-rumah. Setiap hari Jumat dalam Masa Pra Paskah adalah hari pantang dan puasa. Pantang artinya tidak pakai garam dan lombok/cabe dalam masakan, juga tidak makan daging. Pantang berlaku untuk semua umur. Puasa artinya boleh makan kenyang 1 (satu) kali saja dalam sehari, berlaku hanya untuk orang dewasa (kira-kira 17 tahun ke atas). Tidak boleh ada pesta-pesta atau keramaian.
Cerita di atas hanyalah sepenggal memory yang masih tersimpan sangat baik di dalam lubuk hati saya. Teman-teman atau saudara-saudaraku yang lain pasti punya cerita sendiri tentang Pra Paskah di Sokoria. Kenangan yang teramat manis. Mudah-mudahan kebiasaan-kebiasaan baik ini terus terpelihara di Sokoria.

Berikut ini adalah image/foto Pohon Zaitun di Taman Getsemani masa kini, tempat di mana Tuhan Yesus berdoa pada malam menjelang sengsara dan wafatNYA.
Pohon ini sudah berumur sekitar 900 - 1000 tahun.

Ancient olive tree in Garden of Gethsemane.
The olive trees did not weep when Jesus was crucified but they twisted in pain.
These trees are around 900-1000 years old.

Friday, February 16, 2007

TELEPON SELULAR sudah bisa digunakan di Sokoria (lanjutan)

Bersyukur dan senang.. mungkin itu yang dirasakan orang Sokoria. Kini, jauhnya jarak tidak lagi menjadi kendala yang berarti untuk bisa berkomunikasi dengan sesama saudara yang ada di kampung halaman. Handphone, alat komunikasi modern ini menjadi sarana yang mendekatkan jarak hingga beribu-ribu kilometer. Di sudut dunia manapun kita berada, kita dengan leluasa bisa berhubungan satu sama lain.
"Jauh di mata tetapi dekat di telinga," mungkin ini ungkapan yang tepat. Alangkah senangnya bisa mendengar langsung suara orang-orang tercinta di ujung sana. Mereka yang bertahun-tahun telah kita tinggalkan. Mereka yang bertahun-tahun selalu kita rindukan.
Selamat menikmati layanan tehnologi modern.

Thursday, February 15, 2007

TELEPON SELULAR sudah bisa digunakan di Sokoria

Berita gembira ini disampaikan Kae' Adam Musi dari kota dingin Ruteng - Flores hari ini Kamis, 15 Februari 2006.
"... sekarang ini penggunaan HP di sokoria sudah bisa karena dipusat kota kecamatan Ndona Timur sudah di bangun relly Telkomsel." Demikian Kae' Adam.
Cerita selanjutnya besok lagi ya... sudah malam nih... aku mau tidur dahulu, biar tetap segar bangun esok pagi.
Selamat malam, selamat tidur.... Tuhan beserta kita.

Monday, February 12, 2007

BANJIR melanda Jakarta

Sabtu, 3 Februari 2007, kurang lebih mulai pkl 00.30 WIB, hujan lebat mengguyur Ibu Kota Jakarta. Tidur yang baru mulai lelap harus terjaga. Biasanya kalau hujan begini deras akan menyebabkan banjir di Jakarta. Tak salah prakiraan ini, beberapa saat kemudian banjir mulai merendam hampir seluruh wilayah kota hingga beberapa hari kemudian.

Tidak terkecuali beberapa keluarga Sokoria yang tersebar di beberapa sudut kota ikut menikmati anugerah yang berlebihan ini. Di Sunter Jakarta Utara, rumah beberapa keluarga sempat dikunjungi banjir hingga ketinggian 20 cm. Syukurlah cuma numpang lewat saja. Setelah hujan reda sang banjir pun pamit pergi. Di Bekasi juga sama ceritanya. Lain cerita tentang keluarga yang tinggal di daerah Grogol dan Kalideres Jakarta Barat. Rumah mereka sempat terendam hingga beberapa hari.

Kejadian ini pasti menyebabkan kerugian-kerugian materi, pengalaman yang tidak enak (tentu kita serba kerepotan jika rumah kita terendam banjir, susah ke dapur, tidur tidak nyaman, susah mandi, susah ke toilet, dst) dan menyisakan kenangan yang kurang menyenangkan. Harapan semoga kita semua tetap sabar, tetap semangat untuk melakukan hal-hal lain yang berhubungan dengan hidup kita sehari-hari.
Simpati kami untuk Kel. Bp. Pius Paru dan Kel. Bp. Yan Nai di Jakarta Barat, Kel. Bp. Klemens Re & Kel. Bp Gabriel Ghawa di Bekasi, Kel. (alm) Bp. Thomas Tenda & Kel. Bp. Domi Dosa di Jakarta Utara, juga keluarga lain yang tidak kami sebutkan di sini karena belum ada informasi.
Salam.

Monday, January 15, 2007

Orang Muda IKS Jakarta "Menari Nggo Lamba"

Jumat 5 Januari 2006, orang muda Ikatan Keluarga Sokoria (IKS) Jakarta ikut ambil bagian dalam acara Reuni Alumni SMEAK St. Gabriel Maumere di Jakarta. Mereka membawakan Tarian Nggo Lamba dalam Perayaan Misa Syukur yang dipimpin Uskup Maumere, Mgr. Sensi Poto Kota, Pr.
Reuni alumni SMEAK St. Gabriel Maumere, lalu kenapa harus anak muda IKS yang menari? Entahlah… Yang pasti, adalah suatu kehormatan, bahwa kita yang diminta. Juga kesempatan yang baik bagi Aldo, Wemi, Densi, Yus, Nade, Siska, Len, dkk. serta Niko, Bani, Marcel, kae Ferdy Tola, dkk. unjuk kebolehan bermusik Nggo Lamba & menari Lio di hadapan Mgr. Sensi & Tokoh-tokoh NTT yang diundang seperti Bpk. Frans Seda, Bpk. Ben Mboy, serta Alumni SMEAK St. Gabriel, dll.

Lebih jauh lagi harus kita maknai bahwa ini adalah misi kita untuk memperkenalkan Sokoria (Lio) dengan segala keunikan budayanya kepada siapa saja. Sokoria akan selalu hidup dalam hati, dalam jiwa, dalam gerak langkah putra-putrinya dimanapun berada

Terus maju....

Friday, January 12, 2007

SOKORIA sekilas


Perkampungan Sokoria berada di wilayah Pemerintahan Kabupaten Ende – Lio, Nusa Tenggara Timur, Indonesia.

Terletak di atas ketinggian pegunungan, Sokoria beriklim sangat sejuk sepanjang tahun dan cenderung dingin pada malam hari. Perkampungan Sokoria dikitari gunung-gunung. Di Timur menjulang gunung Kelinabe, di sebelah Barat tegak berdiri gunung Kelikiku, Utara dipagari oleh pegunungan Rate Beke, Mutu Busa dan Ae Moka, di Selatan pemandangan membentang lepas hingga Laut Sawu, Pantai Ngalu Polo (Selatan Pulau Flores).

Hijau pepohonan hutan, belukar dan tanaman pertanian, juga banyaknya mata air gunung adalah bukti suburnya tanah Sokoria. Bekas gunung api Mutubusa dengan kandungan vulkaniknya juga turut menunjang kesuburan lahan bertani penduduk. Bermacam tanaman pertanian bisa tumbuh di Sokoria. Sayur, buah-buahan, rempah-rempah, palawija, padi, jagung, umbi-umbian, tanaman perdagangan seperti kemiri, kopi, cengkeh, vanili, cokelat, dsb.

Penduduk Sokoria adalah masyarakat petani tradisional dengan kehiduban sosial budayanya yang unik, khas Lio (nama salah satu suku di kabupaten Ende), akrab dengan adat istiadat. Menanam, memanen dan syukuran selalu diawali dengan ritual adat. Begitu juga dengan membangun rumah. Mosalaki , Riabewa, Kopokasa adalah sebutan untuk para Tetua Adat. Merekalah yang memimpin ritual-ritual adat. Keda dan Sao Ria adalah rumah-rumah adat beratap ilalang dengan fungsi dan tugasnya masing-masing. (Tentang Adat Istiadat dan keunikan lainnya, mudah2an akan diceritakan lebih terperinci pada kesempatan yang akan datang)

Kehiduban sosial ekonomi masyarakat di Sokoria tidak menunjukkan perkembangan yang signifikan dari waktu ke waktu. Pola bertani tradisional tentu tidak akan mendatangkan hasil yang luar biasa. Perlu diupayakan pola bertani modern yang bisa diterapkan di Sokoria mengingat topografi Sokoria yang kurang menguntungkan meskipun lahannya subur. Sawah dan ladang orang Sokoria kebanyakan berada di lereng-lereng bukit dan lembah, sedikit yang berada di dataran. Namun satu hal baik yaitu bahwa penduduk Sokoria adalah petani yang rajin dan ulet. Sedikit demi sedikti mereka terus berupaya membangun kehiduban ekonominya, juga memperjuangkan pendidikan bagi anak-anak mereka. Maka terus lahirlah generasi baru Sokoria dengan pendidikan menengah hingga pendidikan tinggi, berprofesi sebagai guru, dosen, pekerja kantoran pemerintah / swasta, pelaku bisnis, dsb.

Letak geografis Sokoria cukup strategis, dilewati jalan alternatif yang menghubungkan beberapa kecamatan atau desa lain (Wolowaru, Jopu, Wolojita, Wolopau, Roga, Demulaka, Kurulimbu) dengan ibu kota kabupaten Ende. Ini pula yang mengilhami Pemerintahan Kolonial Belanda dahulu yang menjadikan Sokoria sebagai salah satu tempat persinggahan. Misi Khatolik juga telah mendirikan Sekolah Rakyat di sini sejak tahun 1918.
Meskipun demikian, cukup lama Sokoria terisolasi karena tidak ada akses jalan raya. Pergi dan pulang ke kota Ende atau ke tempat lain selalu dengan berjalan kaki. Alat transportasi utama saat itu adalah kuda untuk mengangkut barang-barang keperluan sehari-hari dari kota.
Pada pertengahan tahun 1990, ke Sokoria sudah bisa ditempuh dengan alat transportasi modern, mobil dan sepeda motor. Seiring dengan pembangunan Proyek Pembangkit Listrik Panas Bumi di Mutubusa, semakin baik juga kondisi jalan raya menuju Sokoria saat ini.

WELCOME TO SOKORIA, selamat menikmati indahnya alam, sejuknya hawa, dinginnya malam, hangatnya pancuran Aemu (mata air hangat), uniknya ritual adat, Gereja Tua St. Maria de Fatima, senyum ramah penduduk, dsb.

Wednesday, January 10, 2007

INTRODUCTION

Hi Hallo... mudah-mudahan ini pertemuan dan awal yang menyenangkan bagi semua putra dan putri Sokoria di manapun berada, teristimewa bagi yang ada di rantauan.
Januari, awal tahun 2007, mula kami hadir di dunia maya ini untuk menyapa kalian, berbagi cerita tentang Sokoria, juga berita tentang kegiatan komunitas-komunitas orang Sokoria di mana saja (Jakarta, Bandung, Malang, Kupang, Ende, Ruteng, Bajawa, Maumere, Larantuka, dsb.).
Kiranya cerita atau berita yang disajikan bisa mengobati kerinduan akan tanah leluhur Sokoria, juga bisa memberikan informasi seputar perkembangan Sokoria dari waktu ke waktu.
"Mai sai kita lei sawe ndawi lima, deo negi, mae' wia' mae' bagi. Kita boka ngere ki bere ngere ae, tau dari nia pase lae'. Mai kita sama-sama kema pawe tau gare jie nua kita Sokoria."
TUHAN MEMBERKATI