Rabu, 30 September 2009
Masyarakat Sokoria Sambut Baik PLTP Mutubusa
Oleh Philipus Suri
Ende, Flores Pos
Masyarakat Desa Sokoria, Kecamatan Ndona Timur, Kabupaten Ende sangat mendukung hadirnya proyek pembangkit listrik tenaga panas bumi (PLTP) Sokoria (Mutubusa). Sudah lama masyarakat Desa Sokoria menunggu. Sekarang sudah ada pemenang tender yaitu PT Sokoria Geothermal Indonesia yang mau mengelola panas bumi Sokoria. PT Sokoria Geothermal Indonesia merupakan konsorsium PT Bakrie Power dan PT Energi Management Indonesia (EMI) bukan ENI.
“Kami masyarakat Desa Sokoria menyambut baik pembangunan proyek PLTP Sokoria (Mutubusa). Kami minta PT Sokoria Geothermal Indonesia sebagai pemenang tender segeralah datang untuk mengekploitasikan panas bumi ini. Karena kami sangat membutuhkan listrik,” kata Sirilus Renggu, salah satu tokoh masyarakat Desa Sokoria melalui telepon selulernya dari Sokoria kepada Flores Pos di Ende, Senin (28/9).
Kata Sirilus, saat ini masyarakat dan tokoh masyarakat Desa Sokoria lainnya sudah mengetahui bahwa Bupati Ende, Don Bosco M. Wangge sudah menandatangani MoU pemenang tender dengan PT Sokoria Geothermal Indonesia di Jakarta untuk mengelola PLTP Mutubusa.
“Ada masyarakat dan tokoh masyarakat datang ke saya minta agar PT Sokoria Geothermal Indonesia jangan menunda-nunda lagi. Datang sudah,” kata mantan anggota DPRD Ende 2 periode, 1999-2004 dan 2004-2009.
Dia meminta berbagai elemen masyarakat Kabupaten Ende agar mendukung proyek PLTP Sokoria (Mutubusa). Jangan melihat uang Rp100 miliar. Uang Rp100 miliar itu adalah uang jaminan dari PT Sokoria Geothermal Indonesia kepada Pemkab Ende.
“Jika PT Sokoria Geothermal Indonesia melaksanakan kewajibannya dalam 6 bulan ke depan, uang Rp100 miliar itu mereka akan tarik kembali. Bukan milik Pemkab Ende lagi kecuali mereka tidak melaksanakan kewajibannya”.
Dia juga minta kepada Perhimpunan Mahasiswa Katolik Republik Indonesia (PMKRI) Cabang Ende dan Gerakan Mahasiswa Pemuda Indonesia (GMPI) yang melakukan aksi demo menolak PLTP Sokoria (Mutubusa) pada Sabtu (26/9) lalu ke Pemkab dan DPRD Ende agar juga bisa memaparkan hasil kajian teknis soal dampak dari pembangunan proyek PLTP Mutubusa.
Karena rencana pembangunan PLTP Sokoria (Mutubusa), kata Sirilus, sudah sejak beberapa tahun lalu, pada kepemimpinan Bupati Paulinus Domi. Sejak saat itu ada kegiatan pengeboran untuk meneliti landaian suhu. Tapi masyarakat Sokoria tidak menolak atau mempertanyakan. ”Jadi, masyarakat sangat Sokoria sangat mendukung. Dan, sekarang masyarakat Sokoria sangat menyambut baik hadirnya PT Sokoria Geothermal Indonesia untuk membangun proyek PLTP Sokoria (Mutubusa)”.
Menjanjikan
Sementara mantan anggota DPRD Ende, H. Djamal Humris kepada Flores Pos, Senin (28/9), mengatakan pembangunan proyek PLTP Sokoria (Mutubusa) sangat positif dan menjanjikan bagi masyarakat Kabupaten Ende ke depan. Bukan saja hanya mendukung ketersediaan tenaga listrik, tetapi juga akan mendukung sektor-sektor lain seperti sektor industri, pariwisata, dan pertanian.
“Bagi yang belum memahami manfaat dari proyek tersebut jangan asal menolak. Harus ada kajian ilmiah. Karena rencana pembangunan proyek PLTP Sokoria (Mutubusa) sejak masa kepemimpinan Paulinus Domi. Dan, itu pernah disosialisasikan oleh pakarnya di lantai 2 Kantor Bupati Ende. Jadi proyek itu harus didukung,” katanya.
Itu pun pada periode lalu, kata Djamal, ada anggaran dari APBD Ende untuk mendukung rencana pembangunan proyek PLTP tersebut. Anggaran itu untuk pembenahan jalan ke Sokoria dan dana pendamping lainnya seperti pembebasan lahan.
Sudah Rujuk UU
Kepala Dinas Pertambangan Kabupaten Ende, Bernabas L. Wangge ketika ditemui di ruang kerjanya, Senin (28/9) mengatakan pembangunan proyek PLTP Sokoria sudah merujuk pada UU No. 27 Tahun 2003 tentang Panas Bumi, PP No. 59 Tahun 2007 tentang Kegiatan Usaha Panas Bumi, Peraturan Menteri ESDM No. 11 Tahun 2009 tentang Pedoman Penyelenggaraan Kegiatan Usaha Panas Bumi, dan Keputusan Menteri ESDM No. 1534K/30/MEM/2008 tentang Penetapan Wilayah Kerja Pertambangan Panas Bumi di Sokoria, Kabupaten Ende.
Dia juga mengatakan, Bupati Ende belum mengeluarkan izin usaha pertambangan (IUP) kepada PT Sokoria Geothermal Indonesia guna melakukan pembangunan proyek PLTP Sokoria. Karena salah satu syaratnya harus ada uang jaminan dulu sebagai jaminan kesungguhan.
“Jika uang jaminan Rp100 miliar itu sudah ada, Pemkab Ende tidak akan pakai termasuk bunganya. Bila 6 bulan ke depan PT Sokoria Geothermal Indonesia sudah melakukan kegiatan sesuai kontrak kerja, uang jaminan tersebut pihaknya akan tarik kembali,” katanya. *
Kecemasan Warga Ngalupolo Terhadap PLTP Mutubusa
oleh : d_lomen
Masyarakat Desa Ngalupolo, Kecamatan Ndona, Kabupaten Ende, Flores, NTT mengaku cemas dengan rencana eksplorasi gas alam Mutubusa di Sokoria, Ndona Timur, Ende, Flores, NTT yang akan dilaksanakan oleh PT. Sokoria Geothermal Indonesia (SGI). Keputusan Pemerintah Kabupaten Ende mengijinkan pihak PT. SGI mengembang proyek pembangkit listrik panas bumi tersebut sesungguhnya mendapat penolakan keras dari elemen mahasiswa dan LSM pemerhati lingkungan. Alasannya sudah banyak proyek serupa yang merusak lingkungan di Indonesia. Contoh nyata seperti semburan lumpur panas di Mataloko, Bajawa, Flores, NTT pertengahan 2009 dan semburan lumpur panas di Sidoarjo, Jawa Timur (2006-sekarang).
Namun rupanya ambisi pemerintah daerah untuk segera memenuhi kebutuhan listrik kepada masyarakat seakan mengabaikan semua penolakan yang disuarakan mahasiswa.
Bagi warga Ngalupolo yang bermukim di pesisir, realisasi proyek tersebut menjadi ancaman serius terhadap kelangsungan hidup mereka. Pasalnya, satu-satunya air sungai yang selama ini digunakan untuk kebutuhan sehari-hari, bersumber dari pegunungan Sokoria (lokasi proyek). Praktis, jika aliran sungai tersebut tercemar zat-zat kimia, maka bayaha serius akan dirasakan 600-san jiwa warga di kampung itu. Bahaya lain yang juga menjadi kekewatiran masyarakat adalah ketika sebagian hutan di hulu dibabat untuk kepentingan proyek, maka debit air jelas akan turun termasuk juga ancaman banjir bandang.
Diterbitkan di: Desember 07, 2009
No comments:
Post a Comment
Thanks for your comment