Samuel Oktora | Robert Adhi Ksp | Rabu, 14 September 2011 | 20:10 WIB
ENDE, KOMPAS.com - PT Sokoria Geothermal Indonesia (PT SGI) selaku pemegang Izin Usaha Pertambangan Panas Bumi, di Wilayah Kerja Pertambangan (WKP) Panas Bumi Sokoria, di Kabupaten Ende, Flores, Nusa Tenggara Timur belum mau beroperasi, karena koordinat batas WKP masih bermasalah.
Kami tidak mau bekerja kalau belum ada kejelasan soal WKP, karena harus ada kejelasan hitam di atas putih, ada keputusan baru dari menteri
Dari kementerian energi dan sumber daya min eral sudah mengakui ada kesalahan penetapan WKP , tapi sampai saat ini belum juga dilakukan perbaikan.
"Kami tidak mau bekerja kalau belum ada kejelasan soal WKP, karena harus ada kejelasan hitam di atas putih, ada keputusan baru dari menteri. Jangan sampai nanti ketika kami bekerja dianggap ilegal, dan terkena pidana. Ini yang kami hindari," kata Direktur Utama PT Bakrie Power Ali Herman Ibrahim, Rabu (14/9/2011), di Ende.
Ali berbicara pada acara audiensi pemaparan laporan dan program pem bangunan Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi ( PLTP) Sokoria, di kantor bupati Ende. Pembicara lain nya, Direktur Utama PT Sokoria Geothermal Indonesia Pandam Pandiyono, dan turut hadir pula Managing Director Panax Geothermal Kery Barker.
Proyek PLTP Sokori a berkapasitas 30 Megawatt (MW), dengan luas lahan WKP 42.570 hektar (ha) yang ditetapkan dalam Keputusan Menteri ESDM Nomor 1534 K/30/MM/2008 ternyata bermasalah, sebab kawasan Taman Nasional Kelimutu masuk di dalam areal WKP, serta beberapa kawasan hutan produksi dan hutan lindung.
Penetapan WKP itu pun ditentang oleh Balai Taman Nasional Kelimutu, juga Dinas Kehutanan dan Perkebunan Kabupaten Ende.
Dinas Pertambangan dan Energi Kabupaten Ende sebenarnya sudah mengajukan revisi koordinat batas WKP ke kem enterian ESDM bulan Maret 2011 , agar kawasan TN Kelimutu tidak masuk dalam areal WKP. Akan tetapi hingga saat ini belum ada jawaban dari kementerian.
Ali juga mengemukaka n, pihaknya tetap mena ruh komitmen besar pada kesuksesan proyek PLTP Sokoria.
Kami saat ini fokus dulu pada pengembangan panas bumi di Gunung Wilis , juga Sokoria. Meski ada pula tawaran di Sulawesi Selatan, Banten, maupun Lampung. Jawa Barat potensinya besar, untungnya mungkin juga besar, akses mudah, tapi karena daerah ini sudah maju, penerimaan masyar akat di sana berbeda dengan di sini (Ende). Di Ende listrik masih sangat kurang, kata Ali.
Ali berpendapat , wilayah NTT patut disyukuri sebab mempunyai potensi besar panas bumi sehingga mesti dikembangkan. Bahkan di Indonesia mempunyai potensi 27.000 MW, akan tetapi sampai saat ini yang dimanfaatkan baru 1.176 MW.
Selandia Baru dan Filipina yang mempunyai potensi panas bumi 2.000 Megawatt, s eluruhnya sudah habis dimanfaatkan . Namun Indonesia baru 1.176 Megawatt, kata Ali.
Direktur Utama PT Sokoria Geothermal Indonesia Pandam Pandiyono menyatakan, apabila soal batas WKP sudah beres, maka aktivitas pengeboran sudah dapat dilakukan pada pertengahan 2012.
Terkait pemanfaatan tenaga listrik sudah ada kesepakatan dengan PLN. Untuk tahap pertama, pada tahun 2015 sebesar 2 x 2,5 Megawatt, terus secara bertahap tahun 2025 total mencapai 30 Megawatt. Namun kesepakatan ini juga harus diresmikan dengan keputusan menteri (ESDM), kata Pandam.
Wakil Bupati Ende Achmad Mochdar mengatakan, Pemkab Ende akan bersurat kembali ke kementerian ESDM supaya penetapan baru batas WKP Sokoria cepat direalisasikan.
Sejak tahun 1977 survei dan pengeboran potensi panas bumi sudah dilakukan oleh pemeri ntah dengan dana APBN maupun APBD. Hal ini tentunya telah menghabiskan waktu dan biaya yang besar.
Oleh karena itu proyek PLTP Sokoria ini harus didukung secara serius, sebab berbicara listrik bukan saja kebutuhan pemerintah atau PLN, mel ainkan juga masyarakat, kata Achmad Mochdar.
SUMBER:
http://nasional.kompas.com/read/2011/09/14/20102957/WKP.Masih.Bermasalah.PT.SGI.Belum.Mau.Beroperasi.
No comments:
Post a Comment
Thanks for your comment