Wednesday, December 28, 2011

CATATAN PENGHUJUNG 2011

Tahun 2011 akan segera berlalu, tinggal hitungan hari saja. Tepatnya tiga setengah hari lagi tahun 2011 akan berlalu.

Tidak banyak yang dituliskan di blog tercinta ini, selain salinan dari berbagai sumber mengenai perkembangan proyek pembangkit listrik panas bumi di Mutubusa. Belum jelas. Pro dan kontra tentang proyek ini terus ada. Batas-batas area proyek masih dipermasalahkan, terutama oleh Balai Taman Nasional Kelimutu yang letaknya memang sangat dekat dengan Mutubusa. Negosiasi harga jual listrik antara PT Sokoria Geothermal Indonesia dan pihak PT PLN pun belum ada titik temu.
Terasa lelah mengikuti perkembangan proyek ini dari tahun ke tahun. Berbagai sumber bacaan dicari. Ketika berselancar di internet, berita tentang Mutubusa selalu dicari. Tidak mengapa, demi Sokoria tercinta. Orang Sokoria harus tahu tentang apa saja yang terjadi di kampungnya. Orang Sokoria harus bisa melestarikan warisan leluhur: "Watu, Tana, Ae soli Nggua Bapu". "Ana Mamo Sekolengo" harus menjaga keharmonisan alam dan budaya yang dititipkan leluhur dari waktu ke waktu. Hal yang terbaik diharapkan dari proyek Panas Bumi Mutubusa untuk Sokoria tercinta dan Ende Lio seluruhnya. Jika mendatangkan dampak yang tidak baik,semua pihak yang terkait harus menerimanya dengan penuh kesadaran akan pentingnya kelestarian alam dan kehidupan.

Tahun 2011 harus ditutup dengan berbagai kenangan penuh suka dan duka. Ada keberhasilan, ada kegagalan. Ada pengalaman penuh suka, juga ada yang penuh duka dan air mata. Ada yang datang, juga ada yang pergi.
Catatan khusus tentang kepergian.
Agustus 2011, tepatnya hari Sabtu tanggal 6, Bpk. Alfonsus Wiku berpulang menghadap Penciptanya. Beliau adalah salah seorang guru putra asli Sokoria angkatan awal. Pernah lama menjadi guru dan kepala sekolah di SDK Sokoria I. Meninggal di kota Ende, tempat tinggal terakhirnya bersama istri, anak-anak dan cucu-cucunya. Kecintaannya akan kampung halamannya Sokoria dan leluhurnya begitu besar, sehingga pada saat-saat terakhir hidupnya beliau telah berpesan kepada istri dan anak-anaknya agar membawanya kembali ke Sokoria dan dimakamkan di sana apabila beliau meninggal dunia. Wasiat ini pun dipenuhi. Pada hari minggu, 7 Agustus 2011 jenasahnya diberangkatkan ke Sokoria dan pada hari Senin, 8 Agustus 2011 dimakamkan berdampingan dengan kedua orangtuanya serta leluhurnya, tepat di depan "Sao' Ria Atalaki", rumah adatnya. Kini beliau berbaring dengan tenang di kesejukan dan hijau alam Sokoria yang selalu dirindukan dan dibanggakannya semasa hidupnya, tepat di bawah kaki Kelikiku yang anggun menjulang. Hal baik yang mungkin bisa kita ambil dari beliau adalah rasa cintanya akan Sokoria. Putra dan putri Sokoria yang kini sudah tersebar melampaui Sokoria, Ende, bahkan nusa nipa Flores harus tetap punya rasa cinta untuk Sokoria. Bagaimana implementasinya? Silahkan masing-masing kita lakukan sesuai dengan cara dan talenta yang kita miliki.

Hidup adalah perjalanan menuju keabadian. Perjalanan yang penuh liku-liku, penuh suka duka dan air mata, juga penuh canda dan tawa. Tetap berjuang, tetap semangat.

Selamat menyongsong tahun baru 2012 dengan penuh harapan dan perjuangan.

SALAM.

No comments:

Post a Comment

Thanks for your comment