Friday, December 21, 2007
SELAMAT NATAL 2007 & TAHUN BARU 2008
apa yang telah kita lakukan?
Setahun akan berlalu
dan tahun yang baru akan segera tiba
Natal telah tiba
Ku berharap kalian semua berbahagia
kalian semua yang tercinta
yang ada bersamaku maupun yang jauh di sana
yang tua maupun yang muda
SELAMAT HARI NATAL & TAHUN BARU
kita semua berdoa dan berharap
agar semuanya baik-baik adanya
BAHAGIA HARI NATAL & TAHUN BARU
untukmu yang lemah maupun yang kuat
yang kaya maupun yang miskin
yang hitam maupun yang putih
yang kuning maupun yang merah
hari-hari mendatang terbentang di hadapan kita
mari kita lalui dengan kasih dan kedamaian
tanpa kekerasan dan air mata.
Natal telah tiba...
apa yang telah kau lakukan?
Jakarta, 21 Desember 2007
with love
Thursday, September 20, 2007
JADI PETANI, KENAPA TIDAK?
PT. EAST WEST SEED INDONESIA GELAR TEKNOLOGI PERTANIAN Selasa, 18 September 2007 20:28:18 Dalam jaringan kemitraan dengan petani dan pengguna jasa pertanian, PT. East West Seed Indonesia bekerja sama dengan Toko Sahabat Tani Ende mengadakan “Gelar Teknologi Pertanian “ di kebun Misi SVD Ende di Bhoanawa Kelurahan Tetandara Kecamatan Ende Selatan. Marketing dan Representer PT. East West Seed Indonesia wilayah NTT Widodo dalam pemaparannya mengatakan dengan pelatihan ini kita harapkan wawasan petani dan semua pihak yang berhubungan langsung dengan pertanian bisa ditambah, hingga akhirnya kita bisa menikmati hasil-hasil pertanian.
Pelatihan ini harus mulai dari dasar karena banyak petani belum cukup mahir dalam berbagai teknologi dan cara-cara praktis pertanian yang terbaru dan juga paling efektif, “kata Widodo.
Widodo menyayangkan bahwa tanah wilayah Kabupaten Ende dan
Pengelola Toko Sahabat Tani Herbertus Joseph Nono mengatakan kegiatan ini bertujuan untuk memberikan input dan juga rangsangan kepada petani tentang bagaimana mengolah serentak mengelola sebuah pertanian dan lahannya dengan berhasil. Selain itu kegiatan ini juga bertujuan mengadakan konsultasi pertanian dengan distributor produk-produk “ Cap Panah Merah “ yang selama ini dihasilkan PT. East West Seed Indonesia.
Pastor Alo Wuring, SVD selaku tuan rumah penyelenggara mengharapkan agar teknologi yang diperkenalkan ini, petani bisa membangun diri dan keterpurukan serentak memperoleh hasil pertanian yang baik dan mensejahterakan.
Selain gelar teknologi, penyelenggara juga memfasilitasi berbagai pelatihan praktis soal pertanian di dataran rendah dan dataran tinggi, khususnya menyangkut pembibitan, persemaian, teknik pembuatan bedeng tanam dan juga perawatan serta pemeliharaan.
Peserta kegiatan berasal dari berbagai elemen masyarakat, antara lain kelompok tani yang berasal di Kabupaten Ende, Sikka, Ngada dan Lembata, Mahasiswa Fakultas Pertanian Universitas Flores, Dinas Pertanian, dan Penyuluh Pertanian Lapangan.(adm/pac)
Sumber : www.ende.go.id
Monday, July 9, 2007
RENOVASI GEREJA ST. MARIA FATIMA
Sudah saatnya umat Stasi Sokoria bergandengan tangan, bahu membahu membangunnya kembali menjadi tempat ibadah yang aman dan nyaman bagi umat. Dengan hati dan dengan cinta kita dukung segala macam upaya untuk memperbaikinya. Tuhan pasti memberi pertolongan dalam usaha ini bila kita melakukannya dengan niat yang tulus suci.
Mari kita bersama-sama berjuang.
"ORA ET LABORA"
Kepala Desa Sokoria Periode 2007-2012
Friday, April 20, 2007
IKS Ruteng Manggarai
Wednesday, April 18, 2007
Thursday, March 15, 2007
HARI MINGGU di Sokoria
Tak lama berselang, tua & muda, besar & kecil, umat Tuhan berbondong-bondong mulai berdatangan. Dari atas bukit umat Leledala, Kenaguka & Wololele bergegas turun. Dari Sokoria Nuaria, umat cepat-cepat datang mengitari & menyeberangi Lowo Lande. Umat Nuanoka, Wolosambi, Nuamuri juga demikian. Tidak ketinggalan umat Kopoone & Detuboti yang dekat dengan Gereja. Hari minggu adalah hari Tuhan, hari istimewa. Semuanya harus ke Gereja. Kebiasaan yang boleh dibilang sudah menjadi bagian dari kehiduban masyarakat di sini sejak Misi Khatolik diperkenalkan.
Satu persatu umat memasuki Gereja, kecuali murid-murid SDK Sokoria 1 & SDK Sokoria 2. Mereka harus berbaris rapih dahulu di depan Gereja, kemudian sesaat sebelum ibadah dimulai, satu persatu mereka masuk dengan tertib dipandu salah seorang guru mereka. Anak-anak Sekolah Dasar mengambil tempat paling depan, di dekat altar. Anak-anak Tuhan yang manis.
Lonceng berdentang tiga kali, tanda ibadah minggu dimulai. Ibadah biasa tanpa imam/pastor berlangsung kurang lebih satu jam. Umat duduk bersimpuh saja di lantai ubin karena belum ada bangku-bangku atau tempat duduk.
Bertahun-tahun, sejak agama Khatolik masuk ke Sokoria hingga saat ini, Ibadah hari Minggu biasa hampir selalu tanpa Imam/Pastor. Ibadah cukup dipimpin oleh salah seorang Pro Diakon, seorang Guru Sekolah atau salah seorang Pengurus Stasi. Pada hari raya Natal atau Paskah baru ada Imam/Pastor yang berkunjung ke Stasi Sokoria. Umat Stasi Sokoria sudah sangat maklum dengan keadaan ini. Sudah terbiasa. Tetap menjalaninya dengan semangat dan penuh iman. “Dimana dua atau tiga orang berkumpul dalam NAMAKU, AKU ada di tengah-tengah mereka.” Keyakinan ini sudah lebih dari cukup. Janji Tuhan pasti ditepati. Dan satu hal yang sangat menghibur umat di sini adalah bahwa benih panggilan rohani tumbuh cukup subur di ladang Gereja St. Maria de Fatima. Beberapa putra Sokoria tertarik untuk belajar di Seminari, sekolah pendidikan calon imam. Dan saat ini Sokoria telah mempersembahkan 4 (empat) orang putra terbaiknya menjadi Imam Tuhan/Pastor. Berkat Tuhan sungguh nyata di sini. “Terima kasih Tuhan karena Engkau berkenan pada hamba-hambaMU yang hina dina ini”.
Seperti sang surya yang tak pernah lupa bersinar setiap hari dan tak pernah meminta apapun dari makhluk bumi ini, demikian juga kita hendaknya. Memberi tak perlu berharap kembali. Jika hingga saat ini Gereja tua kita tak punya seorang Imam yang tetap, sudahlah. Mungkin kita belum layak memperolehnya.
Hari minggu, hari yang dikuduskan Tuhan. Di Gereja tua, setialah kita untuk tetap bertemu dan berkumpul. Mengucap syukur dan berterima kasih. Tuhan sungguh mencintai kita, menjaga kita seperti biji mataNYA.
Usai ibadah minggu biasanya dilanjutkan dengan bermain sepak bola di lapangan depan gereja, atau bermain volley, atau duduk-duduk bercerita dengan saudara dan teman-teman. Hingga senja tiba dan Sokoria kembali terlelap dalam gelap, dalam kabut dingin, menanti esok tiba untuk kembali ke ladang dan sawah di lereng-lereng bukit dan lembah nan elok permai. Damai kampungku. Terberkatilah engkau.
Friday, February 23, 2007
LAGU-LAGU Masa PraPaskah
LELE SAI MIU SERANI
Lele sai miu Serani, susa o Aku dau nesi
ngai dosa miu dingeni, wee tau miu bheni
Nara sai nebu ina, ngaji sai noo ada
Reff:
O Yesus mi, O Yesus mi
Kau nesi susa ria, puu dosa kami gha
Mae' uku kami
Mai ata tolo sai Aku, leka Getsemani maru
ngai puu' sala o miu, Ra Neku bere ina
Tau ate bea sai kau, ngaji sai noo ada
Reff....
Nuka da gheta Kalvari, wangga noo salib eo ndate
Ghai' lima mo pere talo, kau laka Aku saloo'
Tau ate bea sai kau, ngaji sai noo ada
Reff....
Ai leka Salib wee' mata, Ra Neku mbeja dau loka
ngai paku ria dau toka, Ghai' noo Lima Neku
Tau ate bea sai kau, ngaji sai noo ada
Reff....
AI KOLO BENU NEKA
Ai Kolo benu neka, ai Kolo benu ra
Kau Yesus Raja Surga, Kau Raja Dunia
Sai tege gulu karo leka Kolo Santo Kau
O Yesus dosa neku, tau susa Ate Kau
Kau Yesus sala iwa, Pilatus uku Kau
Kau sore kami mbeja, tau mega Ema Kau
Terima kasih Yesus, ngai ola kema Kau
Aku moo wua mesu noo' Kau, du limba wee'
Kau Ana Lembu Allah, Kau soi' kami na
Kau wiki dosa kami, Kau loka lewa Ra
O pati ngawu Surga, tau masa mae neku
O Yesus pati ampun, tau aku fonga ndu
Mudah-mudahan masih ingat lagu / notasinya. Selamat bernyanyi, selamat merenungkan arti Sengsara & Wafat Yesus Kristus.
Monday, February 19, 2007
MASA PRA PASKAH di Sokoria

Ancient olive tree in Garden of Gethsemane.
The olive trees did not weep when Jesus was crucified but they twisted in pain.
These trees are around 900-1000 years old.
Friday, February 16, 2007
TELEPON SELULAR sudah bisa digunakan di Sokoria (lanjutan)
Thursday, February 15, 2007
TELEPON SELULAR sudah bisa digunakan di Sokoria
Monday, February 12, 2007
BANJIR melanda Jakarta
Tidak terkecuali beberapa keluarga Sokoria yang tersebar di beberapa sudut kota ikut menikmati anugerah yang berlebihan ini. Di Sunter Jakarta Utara, rumah beberapa keluarga sempat dikunjungi banjir hingga ketinggian 20 cm. Syukurlah cuma numpang lewat saja. Setelah hujan reda sang banjir pun pamit pergi. Di Bekasi juga sama ceritanya. Lain cerita tentang keluarga yang tinggal di daerah Grogol dan Kalideres Jakarta Barat. Rumah mereka sempat terendam hingga beberapa hari.
Kejadian ini pasti menyebabkan kerugian-kerugian materi, pengalaman yang tidak enak (tentu kita serba kerepotan jika rumah kita terendam banjir, susah ke dapur, tidur tidak nyaman, susah mandi, susah ke toilet, dst) dan menyisakan kenangan yang kurang menyenangkan. Harapan semoga kita semua tetap sabar, tetap semangat untuk melakukan hal-hal lain yang berhubungan dengan hidup kita sehari-hari.
Monday, January 15, 2007
Orang Muda IKS Jakarta "Menari Nggo Lamba"

Lebih jauh lagi harus kita maknai bahwa ini adalah misi kita untuk memperkenalkan Sokoria (Lio) dengan segala keunikan budayanya kepada siapa saja. Sokoria akan selalu hidup dalam hati, dalam jiwa, dalam gerak langkah putra-putrinya dimanapun berada
Terus maju....
Friday, January 12, 2007
SOKORIA sekilas

Terletak di atas ketinggian pegunungan, Sokoria beriklim sangat sejuk sepanjang tahun dan cenderung dingin pada malam hari. Perkampungan Sokoria dikitari gunung-gunung. Di Timur menjulang gunung Kelinabe, di sebelah Barat tegak berdiri gunung Kelikiku, Utara dipagari oleh pegunungan Rate Beke, Mutu Busa dan Ae Moka, di Selatan pemandangan membentang lepas hingga Laut Sawu, Pantai Ngalu Polo (Selatan Pulau Flores).
Hijau pepohonan hutan, belukar dan tanaman pertanian, juga banyaknya mata air gunung adalah bukti suburnya tanah Sokoria. Bekas gunung api Mutubusa dengan kandungan vulkaniknya juga turut menunjang kesuburan lahan bertani penduduk. Bermacam tanaman pertanian bisa tumbuh di Sokoria. Sayur, buah-buahan, rempah-rempah, palawija, padi, jagung, umbi-umbian, tanaman perdagangan seperti kemiri, kopi, cengkeh, vanili, cokelat, dsb.
Penduduk Sokoria adalah masyarakat petani tradisional dengan kehiduban sosial budayanya yang unik, khas Lio (nama salah satu suku di kabupaten Ende), akrab dengan adat istiadat. Menanam, memanen dan syukuran selalu diawali dengan ritual adat. Begitu juga dengan membangun rumah. Mosalaki , Riabewa, Kopokasa adalah sebutan untuk para Tetua Adat. Merekalah yang memimpin ritual-ritual adat. Keda dan Sao Ria adalah rumah-rumah adat beratap ilalang dengan fungsi dan tugasnya masing-masing. (Tentang Adat Istiadat dan keunikan lainnya, mudah2an akan diceritakan lebih terperinci pada kesempatan yang akan datang)
Kehiduban sosial ekonomi masyarakat di Sokoria tidak menunjukkan perkembangan yang signifikan dari waktu ke waktu. Pola bertani tradisional tentu tidak akan mendatangkan hasil yang luar biasa. Perlu diupayakan pola bertani modern yang bisa diterapkan di Sokoria mengingat topografi Sokoria yang kurang menguntungkan meskipun lahannya subur. Sawah dan ladang orang Sokoria kebanyakan berada di lereng-lereng bukit dan lembah, sedikit yang berada di dataran. Namun satu hal baik yaitu bahwa penduduk Sokoria adalah petani yang rajin dan ulet. Sedikit demi sedikti mereka terus berupaya membangun kehiduban ekonominya, juga memperjuangkan pendidikan bagi anak-anak mereka. Maka terus lahirlah generasi baru Sokoria dengan pendidikan menengah hingga pendidikan tinggi, berprofesi sebagai guru, dosen, pekerja kantoran pemerintah / swasta, pelaku bisnis, dsb.
Letak geografis Sokoria cukup strategis, dilewati jalan alternatif yang menghubungkan beberapa kecamatan atau desa lain (Wolowaru, Jopu, Wolojita, Wolopau, Roga, Demulaka, Kurulimbu) dengan ibu kota kabupaten Ende. Ini pula yang mengilhami Pemerintahan Kolonial Belanda dahulu yang menjadikan Sokoria sebagai salah satu tempat persinggahan. Misi Khatolik juga telah mendirikan Sekolah Rakyat di sini sejak tahun 1918.
Meskipun demikian, cukup lama Sokoria terisolasi karena tidak ada akses jalan raya. Pergi dan pulang ke kota Ende atau ke tempat lain selalu dengan berjalan kaki. Alat transportasi utama saat itu adalah kuda untuk mengangkut barang-barang keperluan sehari-hari dari kota.
Pada pertengahan tahun 1990, ke Sokoria sudah bisa ditempuh dengan alat transportasi modern, mobil dan sepeda motor. Seiring dengan pembangunan Proyek Pembangkit Listrik Panas Bumi di Mutubusa, semakin baik juga kondisi jalan raya menuju Sokoria saat ini.
WELCOME TO SOKORIA, selamat menikmati indahnya alam, sejuknya hawa, dinginnya malam, hangatnya pancuran Aemu (mata air hangat), uniknya ritual adat, Gereja Tua St. Maria de Fatima, senyum ramah penduduk, dsb.